: : :PELANGI MALAM: : :

Jumaat, 14 Ogos 2009

Puisi 'Membaca Sejarah'


bertahun sudah kita berkelana
terseok-seok menyeret hati yang takjub
dan sesekali tercenung
tatkala kembali mengenang
nama demi nama para sahabat serta tetangga
yang pernah kita sapa dengan bahasa akrab
tetapi kini telah berubah menjadi samar
di sebalik ribuan topeng atau genangan air mata

kita tak tahu
apakah takdir mesti dipersalahkan
dengan ribuan kata-kata kesal
bila manusia mudah menjadi mabuk
kerana janji atau umpan puja
sedangkan bersilih tahun dentum dan raung halilintar
tetap tak akan mengubah segala yang sudah ditulis
dengan dakwat yang teramat hitam
serta tidak akan dapat dipadam
dan bibir kita semakin menjadi bosan
mengucapkan kata demi kata
untuk membujuk segala rawan atau hiba
yang telah menjadi sia-sia

betapa meski dengan hati takjub dan sesekali tercenung
kita semakin menjadi dewasa oleh muslihat manusia
di saujana ini tanah bernama dunia
dan dengan hati yang tidak pernah sudi berdendam
tubuh kita yang semakin renta di henyak waktu serta
kejadian
terus terseok-seok sendirian melangkah
membaca huruf demi huruf
di lembarmu, aduhai sejarah

kerana kau tidak pernah alpa mencatatkan.

Kuantan, 8 Mac 2002
Hasil nukilan Marsli N.O