Hikmah disyari'atkan puasa dan keutaman-keutamaannya

Puasa itu adalah ibadah khusus kepada Allah, yang selain Allah tidak disembah dengan puasa. Puasa ini dapat menjaga orang yang melakukannya dari kesesatan di dunia dan dari siksa neraka di akhirat. Puasa dapat mengharumkan bau mulut di sisi Allah, membuat gembira orang yang berpuasa di dunia dan di akhirat, mengangkat bagi orang yang mengingatnya di muka umum, menyehatkan badan dari penyakit-penyakit, mengagungkan pahala dan mendekatkan kepada Allah ta'ala. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqiy, Ahmad dan Al Bazzaar, Rasulullah saw. bersabda:
اُعْطِيَتْ اُمَّتِى فِى شَهْرِ رَمَضَانَ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌّ قَبْلِى . اَمَّا وَاحِدَةٌ : فَاِنَّهُ اِذَا كَانَ اَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ يَنْظُرُ اللّهُ عَزَّ وَجَلَّ اِلَيْهِمْ ، وَمَنْ نَظَرَ اللّهُ اِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ اَبَدًا . وَاَمَّا الثَّانِيَةُ : فَاِنَّ خُلُوْفَ اَفْوَاهِهِمْ حِيْنَ يُمْسُوْنَ اَطْيَبُ عِنْدَ اللّهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ . وَاَمَّا الثَّالِثَةُ : فَاِنَّ الْمَلآئِكَةَ يَسْتَغْفِرُ لَهُمْ فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ . وَاَمَّا الرَّابِعَةُ : فَاِنَّ اللّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُ جَنَّنَتَهُ فَيَقُوْلُ لَهَا : "اِسْتَعِدِّى وَتَزَيَّنِى لِعِبَادِى ، اَوْشَكَ اَنْ يَسْتَرِيْحُوْا مِنْ تَعَبِ الدُّنْيَا اِلَى دَارِى وَكَرَامَتِى" . وَاَمَّا الْخَامِسَةُ : فَاِنَّهُ اِذَا كَانَ آخِرُ لَيْلَةٍ غَفَرَ اللّهُ لَهُمْ جَمِيْعًا ؛ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ : "اَهِيَ لَيْـلَةُ الْقَدْرِ يَا رَسُوْلَ اللّهِ ؟" فَقَالَ : "لاَ ، اَلَمْ تَرَ اِلَى الْعُمَّالِ يَعْمَلُوْنَ ؟؛ فَاِذَا فَرَغُوْا مِنْ اَعْمَالِهِمْ وُفُّوْا اُجُوْرَهُمْ ". ( رَوَاهُ الْبَيْهِقِيُّ وَاَحْمَدُ وَالْبَزَّارُ )
"Dalam bulan Ramadlan ummatku diberi lima perkara yang kelimanya tidak diberikan kepada seseorang nabi pun sebelum saya.
Adapun yang pertama: Sesungguhnya jika terjadi malam pertama dari bulan Ramadlan, Allah 'azza wa jalla berkenan memandang kepada mereka. Dan barang siapa yang Allah telah memandang kepadanya, makaAllah tidak menyiksanya selama-lamanya.
Yang kedua: Sesungguhnya bau busuk dari mulut mereka pada waktu siang adalah lebih harum di sisi Allah dari pada bau harum minyak misik.
Yang ketiga: Sesungguhnya para malaikat memintakan ampun kepada mereka setiap siang dan malam.
Yang keempat: Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla memerintahkan sorganya seraya berfirman kepadanya: "Bersiap-siaplah engkau dan berhiaslah untuk para hamba-Ku; mereka hampir beristirahat dari kepayahan hidup di dunia, menuju rumah-Ku dan kemuliaan-Ku!".
Yang kelima: Sesungguhnya apabila terjadi malam terakhir dari bulan Ramadlan, Allah mengampunkan mereka semua-nya. Ada seorang laki-laki dari kaum berkata: "Apakah itu lailatul qadar wahai Rasulullah?". Kemudian beliau bersabda: "Tidak!; tiadakah engkau melihat kepada para pekerja yang bekerja?; jika mereka selesai dari pekerjaan-pekerjaan mereka, maka dicukupkan upah mereka". ( HR. Al Baihaqiy, Ahmad dan Al Bazzaar)
Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. , beliau bersabda: "Allah swt. berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ اِلاَّ الصِّيَامَ فَاِنَّهُ لِى وَاَنَا اَجْزِى بِهِ ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، وَاِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ اَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ؛ فَاِنْ سَابَّهُ اَحَدٌ اَوْ قَاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ : اِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ ؛ وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ اَطْيَبُ عِنْدَ اللّهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ ؛ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا : اِذَا اَفْطَرَ فَرِحَ ، وَاِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ . رَوَاهُ الْخَمْسَةُ .
"Setiap amal anak Adam (manusia) adalah baginya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu adalah bagi-Ku dan Aku yang akan memberi balasan kepadanya. Puasa itu adalah benteng, Apabila terjadi hari puasa salah seorang dari kamu sekalian, maka janganlah dia berkata keji dan jangan omong keras. Jika salah seorang mema kinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata: "Sesungguhnya aku adalah orang yang berpuasa!". Demi Dzat yang diri Muhammad berada pada kekuasaannya, sungguh bau busuk mulut orang yang berpuasa adalah lebih harum di sisi Allah dari pada bau harum minyak misik. Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan yang dapat dia rasakannya: Apabila berbuka, maka dia bergem bira, dan apabila dia berjumpa Tuhannya, maka dia bergembira dengan puasanya". (HR. Lima orang ahli hadits).
Pengertian dari hadits di atas adalah bahwa Allah swt. berfirman:
1. "Setiap amal dari anak Adam adalah baginya", artinya bagi dirinya ada bagian dari amal tersebut yang dapat dipercepat di dunia, seperti pangkat dan diagungkan, serta pujian dari orang-orangkepadanya karena mereka melihat amal-amalnya.
2. "Kecuali puasa" , karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku yang murni dari riya', dan rahasia antara Aku dan hamba-Ku, karena puasa itu tidak kelihatan (tersembunyi).
3. "Dan Aku akan memberi balasan kepadanya" , artinya dengan balasan yang pantas bagi pangkat Tuhan Yang Maha Agung.
4. "Puasa adalah benteng", artinya penjagaan yang dapat menjaga dari kemaksiatan-kemaksiatan, karena puasa itu melemahkan syahwat, bahkan dapat menjaga dari api neraka, sebab puasa itu adalahmenahan diri dari keinginan-keinginan nafsu, sedang neraka itu diliputi oleh keinginan-keinginan nafsu.
5. "Dan apabila terjadi hari puasa salah seorang dari kamu sekalian, maka janganlah dia berkata keji", karena puasa itu adalah ibadah, maka jangan dikotori dengan omongan yang keji.
6. "Jangan omong keras", artinya jangan mengeraskan suara sebab bertengkar dan jangan berteriak.
7. "Jika seseorang memakinya atau memeranginya, hendaklah dia berkata: "Sesungguhnya saya orang yang berpuasa", artinya hendaklah dia mengucapkan dengan lesannya "Sesunguhnya saya orang yang berpuasa. Dalam ucapan tersebut terdapat penolakan nafsu dan ketenangan hati dan contoh yang baik.
8. Kemudian Nabi saw. bersumpah bahwa bau busuk dari mulut orang yang berpuasa, artinya perubahan bau mulut sebab tidak makan adalah dicintai di sisi Allah. Perubahan bau mulut tersebut adalah lebih harum di sisi Allah dari pada bau harum minyak misik.
9. Kemudian Nabi saw. menegaskan bahwa bagi orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan. Pertama: Apabila dia berbuka, maka dia gembira dengan bukanya. Dan yang kedua, apabila dia bertemu Tuhannya, maka dia bergembira dengan apa yang dijanjikan oleh Allah swt. mengenai kenikmatan yang langsung.